oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'

Social Icons

Pages

Rabu, 18 Januari 2017

Perempuan

Kita hidup di dunia ini dihadapkan dengan sesuatu yang berpasang-pasangan. Ada siang ada malam, ada bintang ada bulan, ada kesedihan ada kebahagiaan, ada pertemuan ada perpisahan, ada langit ada bumi, ada laki-laki ada perempuan. Semua itu dimaksudkan sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah swt.Sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah, perempuan ada di dunia berfungsi untuk melengkapi laki-laki. Dulu ketika Nabi Adam as tinggal sendirian di surga Allah, maka Allah menciptakan Siti Hawa untuk menemaninya. Hal ini sebagai tanda bahwa perempuan diciptakan bukan untuk menjadi saingan bagi laki-laki. Tapi perempuan dilahirkan untuk mendampingi laki-laki.


Berbicara masalah perempuan, Islam adalah agama yang mengangkat harkat derajat perempuan. Anggapan bahwa Islam adalah agama yang tak ramah pada perempuan masih mengemuka. Bahkan seringkali ayat-ayat al-Qur’an dijadikan sebagai peluru senapan demi menempatkan perempuan pada posisi tidak berdaya, seringkali laki-laki dengan menggadaikan ayat-ayat merasakan bahwa dirinya adalah makhluk power di muka bumi. Seperti ayat poligami, ayat tentang pembagian warisan, ayat tentang ketidakbolehan perempuan menjadi saksi dan lain sebagainya. Hal itu malah membuat Islam menjadi negara patriarki dimana ayat-ayat yang tadi disebutkan ditafsirkan menjadi maskulin total.Tidak sedikit, hingga kini masyarakat masih dibenturkan dengan pemahaman yang patriarki.

Pemahaman dimana perempuan hanya sah jika berada di wilayah domestik, pemahaman bahwa perempuan ideal adalah perempuan yang hanya siap melayani dan mendampingi suaminya di rumah. Rosul bersabda :‘An Salimin Ibnu Abdillah ‘an abiihi aninnabiyyi sollallahu alaini wasalam idza ista’dzanat imroatu ahadikum fala yamna’ Artinya : Dari Salim bin Abdillah dari ayahnya, Nabi saw berkata : ketika seorang perempuan minta izin kepadamu (untuk mencari ilmu), maka janganlah kamu melarangnya (HR. Bukhari)

Tidak sedikit kita menjumpai kaum perempuan yang terkurung di rumah. Sebab ada anggapan bahwa perempuan adalah sumber maksiat atau perempuan adalah sumber fitnah. Anggapan tersebut kini dijawab oleh hadits tadi, bahwa kiprah perempuan tidak hanya di rumah tapi sepanjang aktivitasnya membawa nilai positiv maka hal tersebut dibolehkan. Pendidikan bagi perempuan adalah hak. Undang-undang di Indonesia sama sekali tidak mendikotomikan manusia berdasarkan jenis kelamin. Begitupun hukum Islam, Allah sama sekali tidak mensubordinasikan perempuan. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an :“Inna akromakum indallahi atqokum”Sesunggguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang taqwa.Orang yang taqwa dalam hal ini tidak dijelaskan apakah suku apa ? laki-laki atau perempuan ? Negara mana ? bahasa apa ? tapi yang jelas bahwa yang paling mulia adalah orang yang paling taqwa.Boleh jadi perempuan, boleh jadi itu adalah laki-laki, boleh jadi itu adalah saya, boleh jadi itu kamu,iyaa kamuuu.

Jadi,kesimpulannya adalah bahwa bahwa keberagaman yang ada di dunia adalah hal yang terindah yang Allah berikan kepada kita, sehingga kita senantiasa selalu mentafakuri dibalik semua penciptaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

lebih baik memiliki 1 artikel berkualitas hasil karya kita sendiri daripada memiliki 100 artikel hasil copas dan tidak berkualitas sama sekali.

Jumlah Kunjungan

foto foto


" />




 
Blogger Templates